Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot Selasa (12/1/2016) masih bertenaga dengan melanjutkan penguatan.
Data Bloomberg menunjukkan, pukul 08.30 WIB mata uang garuda berada di posisi Rp 13.828 per dollar AS, lebih kuat dibanding penutupan kemarin pada 13.862.
Sinyal positif dari China menyokong rupiah. Namun, ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) bisa membatasi penguatan mata uang Garuda.
Kemarin, rupiah di pasar spot menguat 0,44 persen ke Rp 13.861 per dollar AS. Sedangkan, kurs tengah BI rupiah melemah 0,43 persen ke Rp 13.935 per dollar AS.
Research and Analyst Divisi Tresuri BNI Trian Fathria menyebut, penetapan fixed rate yuan yang lebih tinggi dari hari sebelumnya, menenangkan pasar. Efeknya positif pada mata uang Asia, termasuk rupiah.
“Penggerak utama rupiah beberapa waktu ke depan lebih bersumber pada isu China, sehingga data Amerika Serikat yang bagus tidak terlalu direspons,” ujarnya seperti dikutip Kontan.
Trian menyebutkan, sentimen domestik berupa ekspektasi pemangkasan BI rate bisa menjegal rupiah. Prediksinya, rupiah di rentang Rp 13.820-Rp 13.950 per dollar.
Sumber : www.kompas.com