Permintaan produk halal tetap positif kendati ekonomi global tengah turun yang diiringi penurunan harga komoditas.
CEO Pusat Pengembangan Industri Halal Malaysia (HDC) Datuk Seri Jamil Bidin mengatakan, sektor halal Malaysia tetap cemerlang dengan tumbuh sekitar 30 persen di akhir 2015 dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Pertumbuhan ini dimotori industri makanan dan minuman.
”Sektor halal tahan dari krisis. Saya percaya, saat krisis orang-orang cenderung meningkatkan konsumsi,” Jamil usai melakukan kunjungan industri seperti dikutip Bernama, Rabu (13/1).
Dalam sembilan bulan pertama 2015, nilai ekspor produk halal Malaysia naik menjadi 31,1 miliar ringgit dari sebelumnya 28 miliar ringgit (yoy). Cina, Singapura, AS, Indonesia, dan Belanda jadi mitra dagang utama produk industri ini.
Nilai total ekspor produk halal Malaysia diharapkan bisa mencapai 40 miliar ringgit di akhir 2015. Sektor makanan minuman, bumbu, minyak sawit, kosmetik, bahan kimia industri, dan produk farmasi jadi andalan industri halal Malaysia.
Jamil mengharapkan akan ada peningkatan signifikan pada ekspor produk halal Malaysia di bawah Kesepakatan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP). Terlebih, TPP menawarkan peluang pasar bebas dengan akses pasar lebih besar di antara negara-negara anggotanya.
”Dengan begitu, yang diuntungkan tidak hanya antara negara anggota TPP, tapi juga para pelaku industri halal,” ungkap Jamil. Ia meyakinkan industri halal lokal tidak akan terpengaruh dengan implementasi TPP karena mereka dikecualikan dalam negosiasi.
Ia memprediski TPP akan mendorong pertumbuhan industri halal setidaknya hingga 30 persen. Di 2016 ini, nilai ekspor produk halal Malaysia diharapkan dapat mencapai 50 miliar ringgit yang masih akan dimotori makanan minuman dan bumbu.
Sumber : www.republika.co.id