Siswi American Field Servis (AFS) asal Minnesota Amerika Serikat, Jeannette Elise Farnham, di wisuda saat prosesi kelulusan siswa SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) di lapangan hijau YPSA, Jum’at kemarin (3/6/16) .
Menurut Kepala SMA YPSA Rudi Sumarto, S.Si., M.M., Elise berasal dari sekolah AFSA High School, USA, dan telah belajar di SMA YPSA selama 1 tahun. Elise merupakan salah satu siswa yang mengikuti AFS- Bina Antarbudaya Chapter Medan dan tinggal bersama orang tua Angkat Nazliana Fadlin, salah satu orang tua siswa SMA YPSA.
“Selama belajar di SMA YPSA Elise selalu mengenakan jilbab dan dia sangat menyenanginya. Sebenarnya Elise merupakan seorang Atheis, tapi sejak di YPSA dia lebih banyak belajar tentang budaya dan ajaran Islam” kata Rudi.
Banyak kegiatan dan pembelajaran yang telah didapat Elise di SMA YPSA ini. Beberapa kegiatan yang sangat disenangi Elise adalah Pentas Seni, Edutour YPSA, Malam ibadah Tahajud dan Homestay di desa Suka Sari Perbaungan.
Elise mengatakan dalam wawancaranya sangat senang dan juga sedih. “Senang karena telah di wisuda dan mengikuti prosesinya di sekolah ini, namun sangat sedih karena akan meninggalkan sekolah ini. Saya sudah 1 tahun di Indonesia terutama di sekolah ini dan sangat berat buat saya karena sudah terbiasa dengan teman-teman disini”. Ucap Elise.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Buya H. Sofyan Raz, Umi Hj. Rahmawaty, Sir Rudi, dan guru-guru disini, yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama disini. Juga kepada teman-teman di SMA YPSA dan orang tua angkat tempat saya tinggal”. Tegas Elise.
Jeannette Elise Farnham juga menceritakan sedikit saat Elise mengikuti kegiatan homestay XI SMA YPSA pada tanggal 2-6 Februari 2016 di Desa Suka Sari Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
“The first day we arrived there were two opening ceremonies, one at Shaffiyatul and one in Sukasari. Afterwards, we all departed to our host families. My family is hosting four people, and theyve been very gracious hosts. The next day we were able to watch and ask questions to people making opak, the towns specialty. We saw the entire process, from raw cassava to sheets of opak drying in the sun. Yesterday we went to the beach to plant coconut trees. The ride there was long, but still fun.
Earlier that morning we taught at the local SD, and one of the students taught me to blow bubbles. Its been a great trip so far, and Im excited for what lies ahead”.
(Hari pertama kami tiba ada dua upacara pembukaan, satu di Shafiyyatul dan satu di Sukasari . Setelah itu , kita semua berangkat ke keluarga tuan rumah kami . Keluarga saya adalah terimaempat orang , dan mereka sangat baik . Hari berikutnya kami mampu untuk melihat dan mengajukan pertanyaan untuk orang membuat opak, desa khusus pembuat opak . Kami melihat seluruh proses, dari singkong mentah ke lembar opak pengeringan di bawah sinar matahari . Kemarin kami pergi ke pantai untuk menanam pohon kelapa. Perjalanan masih panjang, tapi menyenangkan.
Pagi itu kami mengajar di SD setempat, dan salah satu siswa mengajarkan saya untuk meniup gelembung . Yang telah perjalanan besar sejauh ini, dan bersemangat untuk apa yang ada di depan ).