Beranda / Olah Raga / Aturan-Aturan Nyeleneh Jelang PON Jabar 2016
shafiyyatul.com

Aturan-Aturan Nyeleneh Jelang PON Jabar 2016

Jelang perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat, persoalan tentang peraturan pembatasan usia hingga penambahan 150 nomor pertandingan masih dipermasalahkan oleh sejumlah KONI Daerah. Baik PB PON maupun KONI Pusat sepakat semua sudah menjadi keputusan bersama.

Ketua KONI DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian, sebelumnya melontarkan protes atas aturan-aturan yang dianggapnya merugikan kontingennya. Dia menyoroti adanya aturan pembatasan umur yang muncul setelah kualifikasi PON kelar digelar. Dia juga menemukan adanya jadwal pertandingan yang bentrok, padahal itu merupakan cabang dan nomor olahraga unggulan emas, plus kemunculan 150 tambahan nomor pertandingan tidak terukur sehingga penilaiannya sangat subyektif.

Menanggapi itu, Sekretaris Umum Panitia Besar (PB) PON, Ahmad Hadadi, mengatakan apa yang telah diputuskan khususnya soal peraturan sebenarnya sudah melalui kesepakatan antar cabor dan KONI Pusat.

“Jadi sebelum aturan itu sampai ke tim keabsahan sempat ada pertemuan-pertemuan yaang diinisiasi oleh KONI dan pengurus pusat cabor. Merekalah yang membuat aturan main. Nah, kesepakatan itulah diformulasikan dan menjadi prasyarat untuk tim keabsahan,” kata Hadadi di Kantor Kemenpora, Selasa (6/9/2016).

“Tim keabsahan ini hanya menjalankan yang sudah disepakati oleh para cabor sehingga pelaksana PON Jabar ini aturannya sudah dibuat dengan kesepakatan yang memang difasilitasi KONI Pusat. Artinya kalau dianggap nyeleneh itu tidak sama sekali karena itu sudah kesepakatan bersama,” lanjutnya.

Hadadi juga menolak jika dipersalahkan termasuk soal penambahan 150 nomor pertandingan. Padahal sebelumnya di PON 2012 Riau nomor-nomor pertandingan itu tidak ada.

“Ya, kalau ada pro dan kontra itu wajar. Poinnya, kami dari panitia tinggal melaksanakan penyelenggaraan, semua kebijakan itu diatur oleh KONI Pusat dan cabor-cabornya,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Pusat, K. Inugroho, ketika dikonfirmasi juga melemparnya keputusan kepada tuan rumah, Jawa Barat.

“Yang menentukan memang KONI Pusat karena nanti akan keluar di peraturan PON, tapi itu ada setelah dibicarakan bersama dengan PB PON, induk cabang olahraga dan KONI Provinsi. Kami selalu memperhatikan kemampuan PB PON sebagai pertimbangan. Pastinya, KONI Pusat tidak pernah memutuskan sesuatu tanpa berkomunikasi dengan PB PON dan KONI Provinsi,” pungkas Inugroho.

Sumber : detik.com

Baca Juga

shafiyyatul.com

Angkat Berat Indonesia Raih Medali di Paralimpiade 2016

Atlet angkat berat Indonesia, Ni Nengah Widiasih sukses mempersempahkan medali pertama bagi kontingen Tanah Air …