Saat Adzan Dzuhur tiba, seluruh siswa langsung mengambil wudhu dan sholat Dzuhur berjamaah di bibir pantai Mangrove.
Hal ini tampak saat siswa-siswi SMP dan SMA YPSA mengikuti program Edutour Muharram 1439 H ke Desa Wisata Mangrove Kampoeng Nipah Kec. Sei Nagalawan Kab. Serdang Bedagai, Sabtu (27/1/18).
Juara, salah satu siswa SMA YPSA langsung kumandangkan adzan, dan siswa-siswi SMP dan SMA YPSA yang sedang aktivitas edukasi Mangrove, edukasi pembuatan makanan dan sirup dari bahan dasar tumbuhan lingkungan mangrove, edukasi Menanam Pohon Bakau, dan edutainment Memancing Kepiting langsung ambil wudhu dan merapatkan shaf di tepi pantai.
Ketua panitia Bagoes Maulana, M.Kom., mengatakan bahwa Sebanyak 20 Bus Pariwisata untuk membawa 817 orang dengan rincian siswa-siswi SMP dan SMA 743 orang, pendamping 74 dari guru, pengurus yayasan, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan petugas kesehatan, serta ditambah 4 unit mobil foreider dari kepolisian.
Sesampai di lokasi, siswa disambut langsung oleh pengelola pantai Mangrove bapak Karyio. “Saya sangat senang dan terharu atas kedatangan siswa-siswi YPSA ke tempat ini. Nanti tim kami akan membagi kelompok untuk diberikan penjelasan tentang awal terbentuknya pantai Mangrove ini, serta sumber apa saja yang bisa di dapat disini”.
Beliau juga menambahkan, “Bukan hanya karena pasir putihnya yang kini bersih, melainkan pepohanan mangrove yang membuat pantai tersebut tampak asri dan sejuk. Adapula jembatan yang menghubungkan pantai dan hutan mangrove juga menjadi spot foto favorit pengunjung mendokumentasikan keindahan pantai dan puluhan pohon mangrove yang berjejer meneduhkan pantai”.
Pantai Mangrove disebut Pantai Mangrove karena memiliki area yang ditanami pohon manggrove yang banyak dan kini rimbun menghijaukan sekitar pantai. Tempat wisata ini selalu dipadati wisatawan yang datang dari dalam kota maupun luar kota untuk menikmati keindahan pantainya serta belajar mengenal lebih dekat tentang tumbuhan pohon Mangrove.
“Tempat ini selalu ramai didatangi wisatawan, terutama saat akhir pekan. Pantai ini merupakan lokasi ekowisata mangrove terpadu berbasis masyarakat pertama di Indonesia, dimana dalam satu lokasi ini terdapat hutan Mangrove, pengolahan produk berbahan dasar mangrove, hingga homestay yang dikelola oleh penduduk setempat,” katanya.
Menurutnya, “walaupun pohon Bakau atau Mangrove sering dijumpai di beberapa pantai di Sumatera Utara, tapi tidak ada pantai yang seserius Pantai Mangrove dalam mengelolaan dan pengurusannya sehingga membuat Hutan Mangrove di sekitar pantai”. Akhirinya.