Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah bekerjasama dengan BPBD(Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam gempa bumi dan kebakaran di area Lapangan Hijau YPSA, Sabtu(22/09/18).
BPBD(Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Sumatera Utara terlebih dahulu melakukan Briefing pagi bersama dengan tim dari YPSA mengenai simulasi cara mengevakuasi dan mengangkat korban yang mengalami kecelakaan saat terjadi bencana alam di aula Gedung Serbaguna YPSA.
Simulasi penanggulangan bencana alam ini diikuti oleh seluruh civitas akademik Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
BPBD Provinsi Sumatera Utara beserta tim memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh siswa-siswi, para guru dan SDM YPSA apa dan bagaimana hal yang diharus dilakukan ketika menghadapi situasi bencana alam seperti gempa bumi.
“Ketika terjadi bencana gempa bumi, hal pertama yang wajib diketahui adalah jangan panik, ingat jangan panik, segera berlindung dibawah meja, lalu setelah keadaan aman seluruh siswa berjalan cepat sambil melindungi kepala melalui jalur evakuasi dan berkumpul dilapangan terbuka, jangan berlari dan berdesak-desakan, karena kecelakaan korban yang banyak terjadi adalah ketika berlari dan berdesak-desakan, jadi banyak yang terinjak-injak dan jadi korban”, kata Ibu Trinanbi Barus saat memberi pengarahan kepada seluruh siswa-siswi dan civitas akademik YPSA sebelum simulasi dimulai.
“Peran Captain Floor(diwakili oleh guru-guru piket) sangat diperlukan dalam hal ini, Captain Floor harus menenangkan siswa-siswi yang akan dievakuasi agar jangan sampai panik dan takut, berikan sugesti secara terus-menerus agar siswa-siswi merasa kuat dan merasa tidak sendirian”, lanjut Ibu Trinanbi Barus.
Slideshow ini membutuhkan JavaScript.
Saat simulasi dimulai, seluruh siswa-siswi berada didalam kelas mengikuti KBM seperti biasa, lalu terdengar sirene tanda gempa terjadi, kemudian siswa-siswi dengan arahan guru berlindung dibawah meja, lalu dengan arahan Captain Floor segera menuju jalur evakuasi dan dan berkumpul dititik kumpul yaitu lapangan terbuka.
Kemudian wali kelas diminta untuk memeriksa apakah ada siswa-siswi atau guru yang mengalami kecelakaan didalam gedung, jika ada maka Tim SAR, tim medis dan security diminta segera bergegas untuk mengevakuasi dan menyelamatkan korban, lalu memberikan pertolongan pertama untuk dibawa kerumah sakit terdekat.
Evakuasi korban tidak selamanya berjalan mulus dan sesuai rencana, adakalanya Tim SAR harus segera mempersiapkan jalur pengamanan alternatif seandainya pada saat bencana terjadi jalur evakuasi tiba-tiba tidak bisa dilalui karena adanya gangguan atau mengalami kerusakan.
Ketua Harian YPSA Ibu Addaratul Hasanah, S.Sos., M.Si., mengatakan “bahwa simulasi penanggulangan bencana alam ini bertujuan memberikan edukasi dan bimbingan baik kepada seluruh siswa-siswi, para guru dan SDM YPSA agar mampu bertindak dengan cepat dan tepat saat bencana gempa yang sesungguhnya terjadi, karena kita tidak tahu kapan gempa yang sesungguhnya akan terjadi, jadi ini merupakan bentuk kesiapsiagaan YPSA dalam menanggulangi bencana”.
Akibat gempa bumi biasanya sering menyebabkan timbulnya titik-titik api, maka dari itu tim harus segera memadamkan api sebelum makin membesar.
“Perlu diperhatikan dalam memadamkan api, pastikan terlebih dahulu alat pemadam api(fire extinguisher) dalam keadaan baik, tidak kedaluarsa dan pin tidak dalam keadaan terbuka, sebab jika terbuka bisa menyebabkan angin dari luar masuk dan menjadikan alat pemadam tidak berfungsi dengan baik”, ujar Bapak Dacih selaku Tim SAR BPBD Sumut.
“Seandainya tidak ditemukan alat pemadam api di TKP, maka kita bisa menggunakan alternatif karung yang dibasahi dengan air atau pasir untuk memadamkan api”, ucap Bapak Dacih mengakhiri penjelasannya.