YPSA.ID – Dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul Asyrātu as-Sā’ah, Syekh Yusuf al-Wābil menulis satu tema terkait tanda-tanda kiamat kecil. Dijelaskan tentang orang-orang bodoh yang menduduki posisi para ulama. Mereka mengurusi semua perkara layaknya seorang yang alim. Bahasan yang sama dapat pula dijumpai dalam Ithāful Jamā’ah jilid 1 yang ditulis oleh Syekh Hamūd bin Abdullah at-Tuwaijīrī.
Jika ditela’ah lebih jauh penggunaan istilah orang-orang bodoh yang mengurusi segala perkara disebut dengan ar-Ruwaibidhah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ.
“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara. Lalu beliau ditanya, Apakah Ruwaibidhah itu? beliau menjawab: Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum”, (HR: Ibnu Majah).
Ar-Ruwaibidhah dalam artian lain ialah orang-orang hanya sedikit sekali memiliki ilmu (agama) namun seolah faham dengan semua masalah agama kata Nūruddīn as-Sindī (w 1138 H) dalam Hasyiahnya. Kiamat tidak akan terjadi hingga yang berilmu dianggap bodoh dan orang yang bodoh dianggap berilmu, semua ini akan berlaku di akhir zaman, ujar As-Sya’bi sebagaimana yang dinukil Ibnu Rajab al-Hanbali Jāmi’ al-Ulūm.
Ibnu Batthal (w 499 H) dalam Syarhnya atas hadits riwayat al-Bukhari berujar: “Telah Nampak di zaman ini banyak di antara tanda-tanda ini (bermunculan) dan tanda-tanda yang lainnya”. Apa yang dimaksud oleh beliau “tanda-tanda ini”?. Tanda-tanda ini yang dimaksud ialah munculnya orang-orang bodoh atau fasik (dalam riwayat Ahmad) yang melakoni tugas para ulama. Hal itu tampak kentara dalam sabda Rasululllah ﷺ dari Abdullah bin Amru.
Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.
“Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”, (HR: Bukhari).
Pada akhir zaman nanti, banyak amanah diduduki oleh orang-orang yang bukan ahlinya. Sebagainya riwayat dari Abu Hurairah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Rasulullah ﷺ bersabda: Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi. Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? Nabi menjawab Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu”, (HR: Bukhari).
Badruddīn al-‘Aini (w 855 H) dalam Umdah berkata, al-Kirmānī berkata: Urusan diserahkan yang dimaksud ialah menyerahkan suatu perkara kepada orang yang tidak berhak memikulnya seperti seorang hakim yang tidak memiliki pengetahuan tentang agama.
Imam as-Sayuthi (w 911 H) dalam Syarah Sunan Ibnu Majah berkata: Makna ar-Ruwaibidhah ialah al-‘Ajiz (lemah). Ketidak-mampuan mengurus suatu perkara namun tetap memintanya.
Dalam riwayat ad-Darimi disebutkan, orang-orang berperangai buruk menjadi pemimpin dan orang-orang baik disingkirkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ تُرْفَعَ الْأَشْرَارُ وَتُوضَعَ الْأَخْيَارُ
“Ketahuilah diantara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya orang-orang yang berperangai buruk (menjadi pemimpin) dan mengabaikan orang-orang pilihan”, (HR: ad-Darimi).
Kemunculan Ruwaibidhah di Tahun-tahun Penuh Dusta
Dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul Asyrātu as-Sā’ah, Syekh Yusuf al-Wābil menulis satu tema terkait tanda-tanda kiamat kecil. Sub bab itu menjelaskan tentang orang-orang bodoh yang menduduki posisi para ulama. Mereka mengurusi semua perkara layaknya seorang yang alim. Bahasan yang sama dapat pula dijumpai dalam Ithāful Jamā’ah jilid 1 yang ditulis oleh Syekh Hamūd bin Abdullah at-Tuwaijīrī.
Jika ditelaah lebih jauh penggunaan istilah orang-orang bodoh yang mengurusi segala perkara disebut dengan ar-Ruwaibidhah. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ.
“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara. Lalu beliau ditanya, Apakah Ruwaibidhah itu? beliau menjawab: Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum”, (HR: Ibnu Majah).
Ar-Ruwaibidhah dalam artian lain ialah orang-orang hanya sedikit sekali memiliki ilmu (agama) namun seolah faham dengan semua masalah agama kata Nūruddīn as-Sindī (w 1138 H) dalam Hasyiahnya. Kiamat tidak akan terjadi hingga yang berilmu dianggap bodoh dan orang yang bodoh dianggap berilmu, semua ini akan berlaku di akhir zaman, ujar As-Sya’bi sebagaimana yang dinukil Ibnu Rajab al-Hanbali Jāmi’ al-Ulūm.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ تُرْفَعَ الْأَشْرَارُ وَتُوضَعَ الْأَخْيَارُ
“Ketahuilah diantara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya orang-orang yang berperangai buruk (menjadi pemimpin) dan mengabaikan orang-orang pilihan”, (HR: ad-Darimi).
Melalui riwayat-riwayat beserta penjelasan para ulama di atas jelaslah bagi kita bahwa suatu masa nanti semua orang berbicara tentang ilmu pengetahuan dan orang jujur dikhianati dan pengkhianat didustai. Melalui riwayat-riwayat beserta penjelasan para ulama di atas jelaslah bagi kita bahwa suatu masa nanti semua orang berbicara tentang ilmu pengetahuan dan orang jujur dikhianati dan pengkhianat didustai.
hidayatullah*