وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”, (Q.S. adz-Dzariyaat: 56).
YPSA.ID – Sungguh menakjubkan bahwa semua kehebatan dan kebesaran itu bermula dari satu kebaikan yang kecil. Setiap perkara di dunia ini ada awal dan ada pula akhirnya. Kita perlu tahu dengan yakin dan pasti apakah akhir yang ingin kita capai. Akhir atau tujuan itu sangat perlu kita renungkan dan pahami dengan sebenar-benarnya.
Apabila tujuan yang akan dicapai sudah pasti, maka perlu pula diketahui jalan terbaik untuk mencapai tujuan itu. Setelah tujuan dan jalannya dekatahui pasti, barulah memulai langkah pertama. Jangan lakukan secara terbalik; memulai langkah tanpa mengetahui arah dan tujuan, hal ini sesuatu yang sulit walaupun banyak orang yang melakukannya.
Sebelum kita mengetahui tempat yang akan dituju, tidak ada gunanya kita memilih jalan yang akan kita lewati. Karena semua jalan itu tidak akan membawa kita ketempat tujuan yang sepatutunya.
Jalan itu hanya berguna jika kita sudah menentukan tempat yang akan dituju. Setelah tempat ditentukan, barulah langkah pertama kita mulakan.
Meskipun hanya satu langkah yang kecil dan permulaan yang sederhana, pada akhirnya ia akan tetap membawa kepada sesuatu yang besar dan bermakna menuju tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hidup ini sangat penting dan kita hanya menjalaninya sekali saja. Maka alangkah ruginya seribu langkah yang kita jalani tanpa tahu kemana akhirnya. Detik, menit, jam, hari, dan tahun kita lalui, namun tanpa sadar apa sebenarnya yang akan kita harapakan.
Nafas-nafas telah dihembuskan, ribuan kilo kubik oksigen yang sudah kita hirup, puluhan ton makanan yang kita konsumsi telah menjadi sampah, jutaan energi yang sudah kita hasilkan dalam segala gerak gerik yang kita lakukan, tapi kemanakah ia membawa dan menghantarkan kita?
Apakah Kepada satu tujuan yang baik? Atau kepada ketidak tahuan dan kebingungan? Atau malah kepada jalan yang sesat? Jika hidup ini mengarah kepada kebingungan apalagi jika mengarah kepada kesesatan, alangkah ruginya kita dalam menjalani kehidupan ini.
kita hanya menghabiskan waktu dan berputar-putar tak tentu arah dan tujuan. Bagaimana jika kematian menjemput kita, tidakkah kita bertambah bingung dan tersesat.
Hidup tanpa tujuan samalah seperti naik bus tanpa destinasi (tempat yang akan di tuju). Walaupun kedua-duanya dalam sekala yang jauh berbeda. Naik bus tanpa destinasi, kita akan sesat dijalan. Namun jalan pulang masih boleh dicari.
Bagaimana jika hidup tanpa destinasi? Sama sekali tidak ada jalan pulang. Hanya penyesalan yang tidak berkesudahan yang akan mengiringi kita kedalam kubur.
Coba kita banyangkan situasi ini. seorang pemuda menaiki sebuah kereta api. kereta api bergerak dari satu setasiun ke setasiun berikutnya, namun pemuda itu terus duduk di dalam kereta api tersebut hingga tidak ada penumpang selain dia.
Apabila ditanya, hendak kemana ia akan pergi, dia menjawab,” saya tidak tahu. Turunkan saja dimana-mana.”
Ini jawaban yang sangat bahaya! Janganlah sekali-kali kita minta diturunkan dimana-mana saja, Kenapa ? karena jika kereta api yang kita naiki itu tidak pergi ke stasiun yang pertama, sudah pasti ia pergi ke stasiun yang kedua.
Artinya jika kita terjemahkan dalam menjalani kehidupan ini, setasiun terakhir kehidupan ini hanya ada dua, jika tidak berakhir dengan kesudahan yang baik (syurga) sudah pasti berakhir dengan kesudahan yang buruk (nerak).
Oleh: Ustaz Abdurrohim Harahap, S.Th.I.,M.Us. (Penulis buku Mencari Hidayah Tuhan)