YPSA.ID – Dahulu ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan. Sekarang, ilmu diunduh, disimpan, dikoleksi, lalu diperdebatkan. Dahulu , butuh peras keringat, banting tulang, dan menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan ilmu. Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.
Dahulu, ilmu disimpan didalam hati, menambah keimanan dan ketawaduan sehingga ilmu tetap terjaga dan bermanfaat baik untuk orang yang memilikinya maupun yang menerimanya.
Sekarang, ilmu disimpan didalam gadget, laptop, dan computer, tidak berpengaruh bagi kehidupan dan tidak berdampak untuk perilaku dan sifat apalagi bermanfaat bagi yang memilikinya.
Dahulu, harus duduk berjam-jam dihadapan guru, penuh rasa hormat dan sopan, sehingga ilmu merasuk kedalam jiwa bersama dengan keberkahan yang didapatkan.
Sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tiduran. karenanya ilmu merasuk bersama kemalasan yang tanpa disadari keberadaanya.
Saudaraku, kita telah sampai diamana bicara tanpa perlu suara, melihat tanpa perlu menatap, memanggil tanpa perlu teriak, bertamu tanpa perlu berkunjung. Hingga bicara hanya perlu klik saja, melihat hanya perlu klik saja, memanggil hanya perlu ping saja,, bertamu hanya perlu chat saja.
Sosial media telah menjadi budaya dan al-Qur’an pun semakin terlupakan. Saat ini teknologi menjadi syaitan sembahan bagi setiap orang.
Banyak yang awalnya hanya melihat-lihat, sampai mereka beradu pendapat, dari yang sekedar coba-coba, hingga melakukan sesuatu yang nyata, dari tingkah yang dibuat-buat, sampai terang-terangan maksiat, hingga tidak sadar jemari ini terkadang berkhianat, menulis sesuatu yang tidak bermanfaat, hingga tidak sadar mata ini berkhianat melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat.
Wahai diri ingatlah! Mata ini akan menjadi saksi atas apa yang kita lihat, jemari ini akan menjadi bukti atas apa yang kita tuliskan.
Suatu hari apapun yang kita lakukan dengan anggota badan akan menjadi saksi dihadapan sang pencipta, maka dapatkah kita membantah dan menentangnya?
Saudaraku, Sadarlah!! jangan biarkan dia menjadi musuh kita dihari perhitungan nanti, gunakanlah dia sebagai ladang amal, ladang dimana kita bisa menanamkan kebaikan dari apa yang kita lihat, dari segala apa yang kita buat, dan dari apa yang kita ketik dilayar kecil (hp), jangan menyia-nyiakan kesempatan baik demi hal yang buruk yang selama ini kita menyukainya.
Karena semua itu merupakan bentuk nikmat yang membawa azab yang dekat sebelum azab besar di akhirat. Supaya dengannya kita kembali merujuk kepada Allah SWT.
*