Pembaca yang budiman, pada edisi sebelumnya telah disajikan bahasan mengenai iman kepada Malaikat sebagai dasar iman yang kedua, maka berikut ini adalah bahasan mengenai dasar iman yang ketiga, yaitu iman kepada kitab-kitab Allah.
Apa yang dimaksud dengan kitab-kitab Allah ?
Kitab-kitab Allah yang dimaksud di sini adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Apa yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah?
Iman kepada kitab-kitab Allah maksudnya membenarkan dengan penuh keyakinan adanya kitab-kitab Allah beserta segala kandungannya yang diwahyukan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas bagi seluruh manusia, serta mengimani bahwasanya yang menurunkan kitab-kitab tersebut adalah Allah.
Allah berfirman:
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (QS. An-Nahl: 2)
Hukum Iman kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah hukumnya wajib sebagaimana halnya iman kepada Allah dan para Malaikat-Nya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya (yakni, Muhammad berupa al-Qur’an) serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya (seperti Taurat kepada Musa, zabur kepada Dawud dan Injil kepada Isa). Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Qs. An-Nisa: 136)
Unsur-unsur iman kepada kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah mengandung empat unsur:
1. Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut diturunkan dari Allah.
2. Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya, seperti:
a. al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Allah berfirman:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam bahasa Arab.” (QS. Asy-Syura: 7)
b. Zabur yang diturunkan kepada nabi Dawud. Allah berfirman:
وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
“Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.” (QS. Aan-Nisa: 163)
c. Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa. Allah berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi).” (QS. Al-Maidah: 44)
d. Injil yang diturunkan kepada nabi Isa. Allah berfirman:
وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil.” (QS. Al-Maidah: 46)
3. Membenarkan seluruh beritanya yang benar, seperti berita-berita yang ada di dalam al-Qur’an dan berita kitab-kitab terdahulu yang belum diganti atau belum diselewengkan.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus) serta rela dan pasrah pada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak. Seluruh kitab terdahulu telah dinasakh oleh al-Qur’an seperti ditunjukkan oleh firman-Nya:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al-Maidah: 48)
Yakni, Kami telah turunkan kepadamu – wahai Muhammad – Al Quran. Segala apa yang ada di dalamnya merupakan kebenaran yang bersaksi atas kebenaran kitab-kitab sebelumnya. Ia adalah dari sisi Allah, yang mengakui kebenaran apa yang terkandung di dalamnya, menjelaskan penyimpangan yang terjadi padanya, dan menasakh sebagian syariatnya. Maka tetapkanlah hukum di antara orang-orang yang menjadikanmu sebagai hakim dari kalangan mereka dengan apa yang Allah turunkan kepadamu dalam al-Qur’an ini. Dan jangan berpaling dari kebenaran yang telah Allah perintahkan padamu kepada hawa nafsu mereka dan apa yang menjadi kebiasaan mereka. (At-Tafsir Al-Muyassar, 1/116)
Oleh karena itu, tidak dibenarkan mengerjakan hukum apa pun dari hukum kitab-kitab terdahulu, kecuali yang benar dan ditetapkan al-Qur’an.
Bagimana dengan kitab-kitab yang ada pada ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) sekarang?
Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka namakan sebagai kitab Taurat dan Injil sekarang dapat dipastikan bahwa ia termasuk hal-hal yang tidak benar penisbatannya kepada para nabi Allah. Maka tidak bisa dikatakan bahwa Taurat yang ada sekarang adalah Taurat yang dahulu diturunkan kepada Nabi Musa. Juga Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Jadi, keduanya bukanlah kedua kitab yang kita diperintahkan untuk mengimaninya secara rinci. Dan tidak benar mengimani sesuatu yang ada dalam keduanya sebagai kalamullah (firman Allah), kecuali yang ada dalam Al-Qur’an lalu dinisbatkan kepada keduanya.
Kedua kitab tersebut telah dinasakh (dicabut masa berlakunya) dan diganti oleh Al-Qur’an. Allah menyebutkan terjadinya pengubahan dan pemalsuan terhadap keduanya di lebih dari satu tempat dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, sedang mereka mengetahui?”(QS. Al-Baqarah: 75)
Buah Iman kepada Kitabullah
Sebagaimana iman kepada Allah U dan iman kepada malaikat-Nya memiliki buah yang baik, maka begitu pula halnya dengan iman kepada Kitabullah. Adapun buah iman kepada Kitabullah di antaranya:
- Mengetahui perhatian Allah U terhadap hamba-hamba-Nya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah (petunjuk) bagi setiap ummat.
- Mengetahui hikmah Allah dalam syara’ atau hukum-Nya.
- Mensyukuri nikmat Allah pada hal tersebut. Yaitu, dengan membacanya, mentadabburinya, mengkajinya, mengamalkannya dan menyeru kepadanya.
Pada edisi berikutnya, akan dilanjutkan dengan bahasan mengenai dasar-dasar iman yang keempat, yaitu Iman kepada rasul-rasul-Nya.
Wallahu a’lam
Referensi
- At- Tauhid Lishshoffi ats-tsaniy al-‘Aliy, Tim Ahli Tauhid.
- At-Tafsir Al-Muyassar, Dr. Hikmat Basyir et. al.
- Min Ushuuli ‘Aqidati Ahli as-Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan.
- Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.