Beranda / Arsip Berita / KHAZANAH / JANGAN TAKUT MENINGGALKAN PEKERJAAN HARAM!
shafiyyatul.com

JANGAN TAKUT MENINGGALKAN PEKERJAAN HARAM!

Setiap muslim hendaknya selalu berusaha agar setiap makanan yang masuk ke dalam mulutnya diperoleh dengan cara halal. Karena begitu berbahayanya dampak makanan haram, yang bisa mencelakakan pemakannya di dunia dan akhirat.

Tidak hanya jenis makanannya saja yang harus halal, jenis pekerjaan untuk mendapatkan makanan itu dan untuk mendapatkan segala sesuatu pun harus halal pula. Tidak dihalalkan bagi seorang muslim memakan makanan yang diperoleh dari pekerjaan yang haram.

Pada intinya, segala pekerjaan yang termasuk “mengambil harta manusia dengan zhalim” adalah terlarang. Di antaranya, mencuri, merampok, melakukan berbagai praktik riba atau bekerja di Bank-bank Ribawi / lembaga Finance, dan sebagainya.

Termasuk haram pula berbagai pekerjaan yang dalam praktiknya harus berseberangan dengan syariat Allah (menerjang larangan Allah). Ada pula pekerjaan yang tampaknya halal, namun dalam praktiknya disusupi praktik-praktik haram, misalnya korupsi, suap-menyuap. Menjadi haram pula jual beli bila yang diperdagangkan adalah barang haram.

Itulah beberapa contoh pekerjaan haram, yang selayaknya seorang muslim menjauh darinya.

Bila seorang muslim terlanjur menekuni pekerjaan haram, maka setelah ia mengetahui hukum pekerjaannya itu, wajib baginya untuk segera berhenti atau keluar dari pekerjaannya, dan beralih mencari pekerjaan lain yang halal.

KUATKAN IMAN, bulatkan tekad, dan niatkan keluar dari pekerjaan haram karena mencari keridhoan Allah semata, In Syaa Allah nanti Allah akan memberikan jalan keluar atau ganti yang LEBIH BAIK.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)

CAMKAN dan yakinilah kebenaran hadits itu seyakin-yakinnya. Kemudian ingatlah firman Allah Ta’ala,“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.Ath-Thalaq : 2-3)

Sebagian orang mesti merasa takut untuk keluar dari pekerjaannya yang haram. Mereka khawatir akan hidup miskin, dan tidak bisa mencapatkan segala kenikmatan duniawi jika beralih pada pekerjaan halal. Kepada orang-orang seperti ini, cobalah menjawab pertanyaan ini, “Manakah yang lebih kalian senangi, kenikmatan dunia dan siksa di akhirat, atau kenikmatan akhirat yang abadi?”

Kepada mereka yang masih bermesra-mesraan dengan riba dan korupsi, perhatikanlah hadits berikut :

Dari Auf bin Malik, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah dengan dosa-dosa yang tidak akan diampuni. Ghulul (korupsi). Barangsiapa yang mengambil harta melalui jalan khianat, maka harta tersebut akan didatangkan pada hari kiamat nanti. Demikian pula pemakan harta riba, Barangsiapa yang memakan harta riba, maka dia akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan gila dan berjalan sempoyongan.” (HR. Thabrani)

Segala kenikmatan dunia tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat. Alangkah bodohnya kita, bila menggadaikan kenikmatan dunia yang sesaat itu dengan kenikmatan di akhirat. Alangkah bodohnya kita dan tentu di akhirat kelak kita akan menyesal, bila membiarkan diri terus menerus melahap penghasilan yang haram, yang akan berbuah siksa di neraka.

Bukankah Allah telah berjanji bahwa Dia akan member ganti yang lebih baik bila kita meninggalkan sesuatu karena-Nya? Mungkin saja secara materi kita memang tidak mendapatkan pekerjaan lain yang gajinya sama atau melebihi apa yang telah kita tinggalkan. Namun, Insya Alllah pekerjaan itu lebih berkah, sehingga tetap mencukupi kebutuhan. Telah banyak contoh nyata orang-orang yang meninggalkan pekerjaannya yang haram, kemudian Allah menggantinya dengan pekerjaan yang halal lagi berkah.

Ganti yang paling utama adalah kebahagiaan bersama Alah, kecintaan, ketenangan hati tatkala mengingat dengan bertambahnya kekuatan, semangat, dan harapan yang tinggi akan keridhoan kepada-Nya saja. Ia pun akan mendapatkan ganjaran dan kebaikan dalam kehidupan dunia, serta apa yang telah Allah siapkan untuknya di akhirat kelak.

Mari berkaca kepada para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang hijrah ke Madinah. Mereka meninggalkan harta bendanya dan tanah kelahirannya demi menyelamatkan agama mereka. Mereka hanya berbekal iman, takwa, dan tawakkal. Kemudian Allah Ta’ala menggantikan semua dengan sesuatu yang lebih baik.

Wallahu a’lam.

Baca Juga

Rencana Allah Pasti Lebih Baik dan Selamat

YPSA.ID – Menjalani kehidupan tidak melulu sesuai dengan apa yang diharapkan. Adakala hidup penuh dengan …