Kegiatan siswa-siswi bercocok tanam di kebun sekolah atau sering disebut Botanical Garden YPSA ini bukan hanya sekedar kegiatan, tapi mempunyai tujuan dan manfaat pembelajaran untuk siswa-siswi PGTK, SD, SMP, dan SMA YPSA.
Hal ini dikatakan Ketua Harian YPSA Addaratul Hasanah, S.Sos.,S.Pd., Sabtu (6/1), saat siswa PGTK YPSA memanen Kangkung dan langsung menikmati hasil Kangkung yang di masak oleh gurunya di Botanical Garden YPSA.
Menurut Bu Addaratul tujuan dan manfaat pembelajaran dari kegiatan kebun sekolah di Botanical Garden antara lain untuk pembelajaran leadership, karena dalam memulai berkebun ini siswa diajak berdiskusi bagaimana proses penanaman sayur atau buah, dari mulai membicarakan modal, bibit, lahan, pupuk perawatan, bagaimana apabila gagal dan tanggung jawab dalam perawatan agar hasilnya nanti baik.
“Selain itu kegiatan ini bermanfaat untuk pembelajaran ekonomi dan bisnis/wirausaha siswa YPSA, karena siswa diajak untuk menghitung berapa modal yang harus dikeluarkan, berapa keuntungan dari hasil panen, dan kepada siapa hasil nantinya akan di jual. Dalam hal ini salah satu konsumen yang direncanakan adalah guru dan orangtua siswa Shafiyyatul Amaliyyah. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai pembelajaran Biologi, karena dari kegiatan berkebun ini siswa dapat melakukan penelitian terhadap tanaman yang di tanam”.
Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini untuk belajar tentang lingkungan hidup, karena dalam berkebun ini memanfaatkan lahan yang ada di sekolah untuk dijadikan kebun sekolah, sehingga lahan dapat dimaksimalkan dengan melakukan kegiatan yang positif. Selain bicara lingkungan hidup, siswa dapat belajar pertanian, karena secara sederhana kebun sekolah di botanical garden ini mengajarkan agar siswa memahami proses tanam, proses perawatan dan proses panen, dimana hal tersebut adalah alur sederhana dalam proses pertanian.
Terakhir, katanya, kegiatan ini juga untuk menumbuhkan kretifitas siswa dan siswi YPSA dalam bidang pertanian dan memperluas pengalaman belajar. Ini juga tidak lepas dari perah bimbingan dari Pembina YPSA Buya Sofyan Raz dan Ketua Umum YPSA Umi Rahmawati.
Kepala SMA YPSA Bagoes Maulana, M.Kom., mengatakan, “untuk SMA YPSA sendiri menerapkan sistem Sprout Farming Club dalam berkebun ini”.
“Kegiatan Sprout Farming Club merupakan salah satu metode pembelajaran aplikatif bagi siswa dan juga guru di SMA Shafiyyatul Amaliyyah yang bertujuan memberikan pengalaman belajar dan life skill kepada civitas akademika SMA Shafiyyatul Amaliyyah khususnya dalam bidang pertanian. Setiap kegiatan nantinya akan didokumentasikan oleh masing-masing grup dalam bentuk dokumen serta visualisasi sehingga proses pengawasan dan evaluasi dapat dengan mudah dilaksanakan”.
“Selain itu, kegiatan dokumentasi ini menjadi bukti otentik kegiatan Sprout Farming Club di SMA Shafiyyatul Amaliyyah yang kedepannya dapat juga digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat di share secara internal dan eksternal yang tentunya meningkatkan kualitas dan keunikan pembelajaran di SMA Shafiyyatul Amaliyyah”.