Beranda / EDUSAINTEK / Ilmuwan Berhasil Merekam Tumbuhan yang Bernapas
Penelitian terbaru membuktikan tumbuhan bisa bernapas

Ilmuwan Berhasil Merekam Tumbuhan yang Bernapas

YPSA.ID – Kekuasaan Allah akhirnya terbukti satu persatu dengan adanya penelitian para ilmuwan. Yang terbaru, sebuah tim ilmuwan dari University of California di San Diego berhasil memfilmkan pembukaan dan penutupan stomata dengan sangat memukau.

Stomata adalah mulut daun, yang berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dari udara dalam proses fotosintesis, tempat jalannya respirasi dan transpirasi. Video yang luar biasa menjadi bukti, pergerakan stomata pada daun terlihat seolah-olah tanaman sedang bernafas.

Informasi tersebut dapat berdampak besar bagi penelitian, khususnya pertanian di masa mendatang.

“Penemuan ini memungkinkan para peneliti untuk mengedit sinyal itu sehingga tanaman dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara penyerapan karbon dioksida dan kehilangan air, serta memungkinkan para ilmuwan dan pemulia tanaman menghasilkan tanaman yang cukup tangguh untuk lingkungan masa depan”, kata seorang juru bicara National Science Foundation (NSF), Jared Dashoff, yang mendanai penelitian tersebut.

“Para peneliti berharap bahwa memanfaatkan mekanisme ini dapat mengarah pada rekayasa efisiensi penggunaan air tanaman dan asupan karbon di masa depan, yang penting karena konsentrasi karbon dioksida di atmosfer terus meningkat”, katanya kepada South West News Service.

Pemandangan yang diperbesar dari banyak tanaman stomata pada daun tanaman Begonia rex cultorum. Lebar setiap stoma sekitar 80 mikron.

Saat stomata terbuka, bagian dalam tanaman terpapar unsur-unsur, dan air dari tanaman hilang ke udara sekitar, yang dapat mengeringkannya,” jelas Dashoff lebih lanjut. “Oleh karena itu, tanaman harus menyeimbangkan asupan karbon dioksida dengan kehilangan uap air dengan mengontrol berapa lama stomata tetap terbuka.

‘Respon terhadap perubahan sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan mengatur seberapa efisien tanaman dalam menggunakan air, yang penting karena kita melihat peningkatan kekeringan dan kenaikan suhu”, ujar kepala penelitian, Julian Schroeder, menambahkan.

Saat iklim berubah, konsentrasi karbon dioksida atmosfer dan peningkatan suhu, memengaruhi keseimbangan antara masuknya karbon dioksida dan hilangnya uap air melalui stomata.

Jika tanaman, terutama tanaman seperti gandum, beras, dan jagung, tidak dapat mencapai keseimbangan baru, mereka berisiko mengering, petani berisiko kehilangan hasil yang berharga, dan lebih banyak orang di seluruh dunia berisiko kelaparan.

Dashoff menambahkan bahwa para peneliti sangat bersemangat dengan temuan mereka sehingga mereka sekarang telah mengajukan hak paten dan memeriksa cara untuk menerjemahkan temuan mereka menjadi alat bagi pemulia tanaman dan petani.

Tumbuhan berkomunikasi

Sebelum ini, para peneliti menemukan bahwa tumbuhan ternyata saling berkomunikasi. Para peneliti memodifikasi gen kubis yang memicu keluarnya gas saat permukaan tanaman dipotong atau dilubangi. Modifikasi gen itu demi membuktikan bahwa tanaman “saling berbicara”.

Dalam sebuah rekaman yang ditampilkan di BBC berjudul “How to Grow a Planet”, para ilmuwan mengatakan bahwa semua tanaman berkomunikasi satu sama lain melalui ‘bahasa rumit yang tidak terlihat’.

Profesor Ian Stewart yang melakukan percobaan tersebut di Exeter University, mengatakan “gas tersebut memicu perubahan aktivitas biologis dua tanaman di sebelahnya. Mereka mendeteksi pesan yang memperingatkan mereka untuk melindungi diri”.

Penelitian ini semakin membuktinya kebenaran kandungan Al-Quran. Sebagaimana dalam Surat Israa’: 44, “sesungguhnya, langit, bumi dan tumbuh-tumbuhan itu bertasbih kepada Allah, hanya manusia tak mengerti cara tasbih mereka”.

hidayatullah*

Baca Juga

ypsa.id

IDI Berikan Penyuluhan Dokter Kecil di SD YPSA

YPSA.ID – Tim dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kota Medan berikan sosialisasi dan penyuluhan kepada …